BACA JUGA ARTIKEL : Maestro Portugal Kontroversi Luis Figo
BACA JUGA ARTIKEL : Zinedine Zidane Maestro Sepak Bola Dunia
BACA JUGA ARTIKEL : Eric Cantona Raja yang Kontroversial
Mungkin disaat membicarakan jepang selintas dipikiran hanya bunga sakura dan yakuza atau samuarai serta kakek sugiono.
Nah berikut kami akan jelaskan suku pribumi di jepang yang hampir hilang.
Mari kita bahas suku ainu.
arti kata nama ainu = manusia
suku ainu adalah masyarakat adat yang sejak ribuan tahun lalu mendiami wilayah hokkaido pulau utara di jepang.
Suku Ainu diperkirakan sudah menghuni wilayah Jepang bagian utara sejak ribuan tahun silam, bahkan sebelum bangsa Yamato (nenek moyang mayoritas orang Jepang modern) mendominasi kepulauan Jepang. Penelitian arkeologi menyebut bahwa Ainu merupakan keturunan dari kebudayaan Jomon, yaitu masyarakat pemburu-pengumpul yang sudah ada di Jepang sejak 14.000 tahun lalu.
Pada masa lalu, wilayah mereka tidak hanya terbatas di Hokkaido, melainkan juga mencakup Pulau Sakhalin (sekarang bagian dari Rusia) dan Kepulauan Kuril. Namun, seiring ekspansi Jepang dari abad ke-16 hingga ke-19, wilayah mereka semakin menyempit hingga akhirnya terkonsentrasi di Hokkaido.
Suku Ainu hidup sangat dekat dengan alam. Mereka menggantungkan hidup pada hutan, sungai, dan laut.
Mata pencaharian:
Berburu rusa, beruang, dan rubah untuk daging serta kulit.
Menangkap ikan salmon yang dianggap makanan utama.
Mengumpulkan tumbuhan, kacang-kacangan, serta akar-akaran dari hutan.
Rumah tradisional (chise):
Dibangun dari kayu, bambu, dan jerami. Lokasinya biasanya dekat sungai agar mudah menangkap ikan.
Pakaian:
Terbuat dari serat kulit pohon atau bulu hewan, dihiasi dengan bordiran unik berupa motif spiral dan lengkung. Motif ini dipercaya dapat menghalau roh jahat.
Kepercayaan Ainu sangat erat dengan animisme. Mereka meyakini bahwa setiap benda di alam memiliki roh atau disebut kamuy.
Beruang dianggap hewan suci. Dalam ritual terkenal bernama Iyomante, seekor beruang dibesarkan kemudian dikorbankan untuk mengembalikan rohnya ke dunia para dewa. Ritual ini bukan sekadar perburuan, melainkan bentuk penghormatan.
Roh lain yang dihormati termasuk roh api, roh air, roh matahari, serta roh tumbuhan.
Upacara keagamaan dipimpin oleh tokoh spiritual bernama tuskur.
Praktik kepercayaan ini memperlihatkan betapa Ainu sangat menghormati keseimbangan antara manusia dan alam.
Bahasa Ainu merupakan bahasa isolat, artinya tidak memiliki kekerabatan dengan bahasa lain di dunia. Hal ini membuat bahasa Ainu sangat unik, sekaligus rentan punah dengan ciri khas bahasa ainu
Tidak mengenal sistem tulisan tradisional, sehingga hanya diwariskan secara lisan.
Banyak kata yang berhubungan dengan alam dan hewan, mencerminkan kedekatan mereka dengan lingkungan.
Sayangnya, sejak Jepang melakukan modernisasi pada abad ke-19, bahasa Ainu ditekan dan dilarang digunakan di sekolah. Akibatnya, bahasa ini hampir punah, dengan hanya sedikit penutur asli yang tersisa. Kini, pemerintah Jepang dan lembaga budaya berusaha melakukan revitalisasi melalui kursus, penelitian, dan pendidikan.
Nasib Ainu berubah drastis pada era Meiji (1868–1912). Pemerintah Jepang mengeluarkan kebijakan untuk mengasimilasi mereka.
Dilarang menggunakan bahasa Ainu di sekolah.
Tradisi berburu dan ritual keagamaan ditekan.
Tanah mereka diambil alih untuk pembangunan.
Akibat diskriminasi ini, banyak Ainu terpaksa meninggalkan tradisi mereka dan mengaku sebagai orang Jepang biasa. Populasi Ainu menurun drastis, sementara identitas budaya mereka hampir hilang.
sekian lama diasingkan oleh pemerintah akhirnya pada tahun 2008, pemerintah Jepang secara resmi mengakui Ainu sebagai masyarakat adat Jepang. Langkah ini menjadi titik balik penting untuk pelestarian budaya mereka.
Museum dan taman budaya: Pendirian Upopoy National Ainu Museum and Park di Hokkaido pada tahun 2020 menjadi pusat edukasi dan kebangkitan identitas Ainu.
Revitalisasi bahasa: Program kursus dan pelatihan bahasa Ainu mulai digalakkan.
Festival budaya: Seni tari, musik, serta kerajinan tradisional Ainu dipromosikan kembali untuk menarik perhatian masyarakat Jepang dan turis asing.
peran ainu budaya jepang modern.
Banyak kata dalam bahasa Jepang utara yang berasal dari Ainu, khususnya nama tempat di Hokkaido.
Seni bordir dan ukiran kayu Ainu kini menjadi komoditas seni dan wisata.
Tradisi mereka menginspirasi karya sastra, film, dan penelitian antropologi.
Identitas kabur: Banyak keturunan Ainu yang sudah berasimilasi sehingga tidak lagi mengenal budaya leluhur mereka.
Populasi kecil: Tidak ada data resmi, namun diperkirakan jumlah orang Ainu murni hanya ribuan orang saja.
Bahasa hampir punah: Sangat sedikit penutur asli yang tersisa.

Suku Ainu adalah saksi hidup bahwa Jepang bukan hanya negeri modern dengan teknologi maju, tetapi juga tanah yang menyimpan sejarah panjang masyarakat pedalaman. Keunikan mereka terlihat dalam kepercayaan animistik, tradisi berburu, pakaian bordir, hingga bahasa yang tidak berkerabat dengan bahasa manapun.
Meski sempat terpinggirkan oleh modernisasi dan diskriminasi, kini budaya Ainu mulai dihidupkan kembali. Pengakuan resmi pemerintah Jepang menjadi langkah penting, tetapi keberlangsungan mereka bergantung pada kesadaran generasi muda untuk melestarikan bahasa dan tradisi.
Dengan mengenal suku Ainu, kita bisa memahami bahwa Jepang sejatinya adalah negeri yang sangat beragam—sebuah perpaduan antara kemajuan teknologi dan kearifan pedalaman yang telah bertahan ribuan tahun.